Kerusakan bumi akan terus berjalan seiring
waktu. Kerusakan tersebut bisa diakibatkan
oleh ulah manusia maupun faktor alam itu
sendiri. Berbagai faktor seperti asap pabrik,
sampah, dan limbah industri terus menerus
menyebabkan pencemaran di muka bumi.
Dari faktor-faktor tersebut, sejumlah negara
menjadi penyebab utama kesusakan bumi.
Berikut serupedia mengulasnya dalam 7
Negara Menyumbang Kerusakan Bumi.
1. USA
Meskipun Amerika menempati peringkat 211
terbaik untuk konversi tempat tinggal dan
menghormati alam, namun banyak perilaku
buruknya yang melampaui negara-negara lain.
Dalam hal ini Amerika adalah pengguna
terbesar dalam penggunaan pupuk dan
nitrogen, fosfor dan potassium (NPK).
Penggunaan pupuk yang berlebihan
mengakibatkan pencemaran bahan kimia ke
dalam air tanah, bahkan mengubah atau
menghancurkan habitat alam. Amerika Serikat
juga berada pada peringkat pertama untuk
emisi CO2, peringkat ke-dua sebagai tempat
polusi air, tempat ke-tiga untuk penangkapan
ikan di laut, dan ke-sembilan tempat untuk
spesies terancam.
2. India
India berada pada peringkat ke-tiga dunia
untuk pencemaran air. Hal ini terjadi sebagai
dampak meningkatnya persaingan air di
berbagai sektor, termasuk pertanian, industri,
domestik, minum, pembangkit energi dan lain-
lain. Persaingan ini menyebabkan sumber
daya alam berharga menjadi cepat habis.
Polusi air pada negara ini juga menyebabkan
penghancuran habitat satwa liar yang hidup di
perairan. India menempati peringkatke-
delapan untuk tiga bidang: spesies terancam,
penangkapan liar di laut dan emisi CO2.
3. Brazil
Dari semua tujuh kategori yang
dipertimbangkan untuk hasil penelitian ini,
Brasil berada dalam semua peringkat sepuluh
besar dalam kategori penyumbang kerusakan
terbesar di bumi, kecuali penangkapan ikan di
laut. Peringkat pertama untuk kehilangan
hutan alam, tempat ke-tiga untuk
menggunakan pupuk, posisi ke-empat untuk
spesies terancam, posisi ke-empat untuk
emisi CO2, dan tempat ke-delapan untuk
polusi air . Untuk apakah perusakan
lingkungan yang luar biasa ini ditujukan?
Sebagian besar kerusakan hutan di Brasil
terkait erat dengan hutan hujan Amazon yang
luas (digambarkan di atas) pembukaan lahan
untuk pastureland oleh kepentingan komersial
dan spekulatif, kebijakan pemerintah yang
salah arah, tidak sesuai proyek Bank Dunia.
Ditambah eksploitasi komersial sumber daya
hutan menjadi lahan Kedelai dan tanaman
kakao dan peternakan. Bertambahnya
populasi manusia di Brazil (saat ini
diperkirakan hampir 7 miliar dan diproyeksikan
akan mencapai 9-10 milyar pada tahun 2050),
kualitas hidup manusia akan menurun secara
substansial dalam waktu dekat. Meningkatnya
kompetisi untuk sumber daya akan
menyebabkan perselisihan dan perang sipil
akan lebih sering. Lanjutan degradasi
lingkungan ini menuntut negara-negara lain di
dunia untuk membantu Brazil dalam
konservasi dan restorasi lingkungan.
4. China
Perairan pesisir Cina semakin tercemar oleh
segala sesuatu mulai dari minyak, pestisida,
dan air limbah. Pencemaran ini membantu
Cina mendapatkan peringkat pertama untuk
pencemaran air di dunia. Di Cina, 20 juta
orang tidak memiliki akses terhadap air
minum bersih; lebih dari 70 persen dari danau
dan sungai tercemar, dan insiden polusi besar
terjadi di dekat rumah-rumah. Organisasi
Kesehatan Dunia baru-baru ini memperkirakan
bahwa hampir 100 ribu orang meninggal
setiap tahunnya karena penyakit yang
bersumber dari polusi air. Di China,
kepentingan pembangunan ekonomi selalu
lebih dimenangkan atas usaha penjagaan dan
perlindungan lingkungan.
5. Meksiko
Meksiko memiliki lebih banyak spesies
tanaman dan hewan dari hampir semua
negara lain: 450 mamalia (Brasil, yang lebih
dari dua kali ukuran Meksiko hanya memiliki
394 mamalia); sekitar 1000 burung, 693 reptil,
285 amfibi, dan lebih dari 2000 ikan. Pada
pertengahan 1990-an, banyak spesies yang
diketahui sudah terancam: 64 mamalia, 36
burung, 18 reptil, 3 amfibi, dan sekitar 85
ikan. Meksiko tidak bergabung dengan
Konvensi Perdagangan Internasional Spesies
Langka (CITES), perjanjian internasional
utama untuk menghentikan perdagangan flora
fauna terancam dan hampir punah , yang
berlaku sejak tahun 1975 hingga tahun 1991.
Hal ini menjadikan Mexico menempati
peringkat pertama untuk spesies terancam.
Juga peringkat ke-sembilan pada tingkat
kehilangan hutan alam paling banyak di dunia.
6. Rusia
Hanya kurang dari separuh penduduk Rusia
yang memiliki akses air minum aman. Limbah
kota dan kontaminasi nuklir menambah
masalah besar pada sumber air utama. Rusia
di posisi ke-empat untuk pencemaran air
terburuk. Peringkat ke-lima terburuk pada
kualitas udara emisi CO2–kualitas udara sama
buruknya dengan kualitas air. Ada lebih dari
200 kota yang sering melebihi batas polusi
Rusia. Peringkat ke-tujuh untuk penangkapan
liar di laut.
7. Indonesia
Dan ini yang sangat mengejutkan, negara
tercinta kita, Indonesia. Menurut Global Forest
Watch , Indonesia adalah wilayah padat hutan
pada 1950, namun 40 % dari hutan yang ada
pada 1950 tersebut telah hilang hanya dalam
waktu 50 tahun berikutnya. Jika dibulatkan,
Hutan hujan tropis di Indonesia jumlahnya
jatuh dari 162 juta ha menjadi hanya 98 juta
ha saja . Untuk ini, Indonesia menempati
peringkat ke-dua di hilangnya hutan alam,
efek ini menyebabkan indonesia menempati
peringkat ke-tiga tempat untuk spesies
terancam. Indonesia menempati peringkat ke-
tiga untuk emisi CO2, ke-enam untuk
penangkapan di laut, ke-enam untuk
penggunaan pupuk, dan ke-tujuh untuk
pencemaran air.